Blogger news

Selasa, 12 Maret 2013

Sesajen dalam kacamata islam

Tugas Agama Islam di Semester 3

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“SESAJEN DALAM KACAMATA ISLAM”




Kelompok 4:
1.       Firman Akbar                         105060507111029
2.       Andri Wangsit Dewanto         105060500111053
3.       Ayu Mustikaning Pramesti    105060507111009
4.       Abdul Aziz Mansur                 105060500111066



JURUSAN ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011






SESAJEN DALAM KACAMATA ISLAM

I.              Pendahuluan
Di era modern ini, kita masih sering mendengar kata sesajen. Kita juga masih sering melihat sesajen tersebut terutama di lingkungan pedesaan bahkan di kalangan masyarakat islam sekalipun. Lebih dari itu, kegiatan-kegiatan serta adegan-adegan yang menjurus pada sesajen sering terlihat di layar kaca, nampaknya ada kepercayaan yang sudah mendarah daging. Sesajen seolah memiliki nilai sakral  di sebagaian besar masyarakat kita pada umumnya. Acara sakral ini dilakukan untuk mencari berkah di tempat-tempat tertentu yang diyakini keramat atau di berikan kepada benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan ghaib, semacam keris, trisula dan sebagainya untuk tujuan yang bersifat duniawi.
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa acara tersebut merupakan hal biasa bahkan dianggap sebagai bagian daripada kegiatan keagamaan. Sehingga diyakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang biasa diberi sesaji lalu pada suatu pada saat tidak diberi sesaji maka orang yang tidak memberikan sesaji akan kualat (celaka, terkena kutukan).
Tak bisa diingkari lagi bahwa fenomena ini memang terjadi di tengah-tengah kitam, bahkan dengan jumlah yang tidak sedikit. Seseorang yang paling berpendidikan sekalipun kadang tak luput dari hal-hal yang demikian. Mereka yang terdidik untuk berpikir secara rasional ternyata kerasionalan itu hilang begitu saja ketika berhadapan dengan hal yang demikian.
Yang sangat disesalkan, di antara penduduk negeri ini banyak yang tidak sadar dari maksiat mereka dengan musibah yang menimpa. Mereka malah melakukan praktik-praktik kesyirikan, membuat sesajen penolak bala yang dipersembahkan kepada roh-roh penguasa laut, penguasa gunung, penguasa darat, dan sebagainya.
Kami menulis makalah ini dengan tujuan:
1.      Terungkapnya kebenaran tentang sesajen.
2.      Mengingatkan pembaca tentang sesajen dalam pandangan islam.
3.      Mengubah keyakinan masyarakat tentang sesajen.
II.           Adakah Sesajen dalam Islam?
Sesajen berarti sajian atau hidangan. Sesajen memiliki nilai sakral di sebagaian besar masyarakat kita pada umumnya acara sakral ini dilakukan untuk ngalap berkah (mencari berkah) di tempat-tempat tertentu yang diyakini keramat atau di berikan kepada benda-benda yang diyakini memiliki kekuatan ghaib, semacam keris, trisula dan sebagainya untuk tujuan yang bersifat duniawi. Sedangkan waktu penyajiannya di tentukan pada hari-hari tertentu. Seperti malam jum'at kliwon, selasa legi dan sebagainya. Adapun bentuk sesajiannya bervariasi tergantung permintaan atau sesuai "bisikan ghaib" yang di terima oleh orang pintar, paranormal, dukun dan sebagainya.
Anehnya perbuatan yang sebenarnya pengaruh dari ajaran Animisme dan Dinamisme ini masih marak dilakukan oleh orang-orang pada jaman modernisasi yang serba canggih ini. Hal ini membuktikan pada kita bahwa sebenarnya manusianya secara naluri/ fitrah meyakini adanya penguasa yang maha besar, yang pantas dijadikan tempat meminta, mengadu, mengeluh, berlindung, berharap dan lain-lain. Fitrah inilah yang mendorong manusia terus mencari Penguasa yang maha besar ? Pada akhirnya ada yang menemukan batu besar, pohon-pohon rindang, kubur-kubur, benda-benda kuno dan lain-lain, lalu di agungkanlah benda-benda tersebut. Pengagungan itu antara lain diekspresikan dalam bentuk sesajen yang tak terlepas dari unsur-¬unsur berikut: menghinakan diri, rasa takut, berharap, tawakal, do'a dan lainnya. Unsur-unsur inilah yang biasa disebut dalam islam sebagai ibadah.
Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan diatas fitrah. namun fitrah yang di maksud dalam islam adalah fitrah yang lurus sesuai dengan syari'at islam. Allah S.W.T menerangkan tentang fitrah yang lurus tersebut dalam Al Qur'an surat Ar-Ruum ayat 30;
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ  
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui

Yang dimaksud dengan fitrah Allah dalam ayat diatas yaitu ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah karena pengaruh lingkungan.
III.        Sesajen dalam Kacamata Islam
Ada yang berpendapat bahwa sesajen adalah sebuah ungkapan rasa syukur orang jawa pada alloh dengan cara bersedekah pada makhluk yang bisa di indra mata atau tidak di indra mata. Makhluk yang bisa di indra adalah apa yang bisa dilihat secara kasat mata wujudnya dhohir, bayin atau jelas seperti hewan, manusia, dll. Sedang yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata dinamakan jin atau makhluk tersembunyi, namun yang namanya tersembunyi akan bisa dilihat jika satirnya di buka. Salah satunya dg mikroskop untuk melìhat wujud bakteri yg tersembunyi karena begitu kecilnya wujudnya.
Namun, ritual mempersembahkan sesajen kepada makhuk halus/ jin yang dianggap sebagai penunggu atau penguasa tempat keramat tertentu adalah kebiasaan syirik (menyekutukan Alloh Subhanahu wa Ta’ala dengan makhluk) yang sudah berlangsung turun-temurun di masyarakat kita. Mereka meyakini makhluk halus tersebut punya kemampuan untuk memberikan kebaikan atau menimpakan malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan sesajen tersebut mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan mereka dipenuhinya.
Kebiasan ini sudah ada sejak zaman Jahiliyah sebelum Alloh S.W.T mengutus Rasul-Nya untuk menegakkan tauhid (peribadatan/ penghambaan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata) dan memerangi syirik dalam segala bentuknya.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

¼çm¯Rr&ur tb%x. ×A%y`Í z`ÏiB ħRM}$# tbrèŒqãètƒ 5A%y`̍Î/ z`ÏiB Çd`Ågø:$# öNèdrߊ#tsù $Z)ydu ÇÏÈ  
“Dan bahwa sesungguhnya adalah (amat salah perbuatan) beberapa orang dari manusia, menjaga dan melindungi dirinya dengan meminta pertolongan kepada ketua-ketua golongan jin, kerana dengan permintaan itu mereka menjadikan golongan jin bertambah sombong dan jahat” (Q.S. Al-Jin : 6)

Artinya, orang-orang di zaman Jahiliyah meminta perlindungan kepada para jin dengan mempersembahkan ibadah dan penghambaan diri kepada para jin tersebut, seperti menyembelih hewan kurban (sebagai tumbal), bernadzar, meminta pertolongan dan lain-lain.
Mempersembahkan kurban yang berarti mengeluarkan sebagian harta dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah suatu bentuk ibadah besar dan agung yang hanya pantas ditujukan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dalam firman-Nya Q.S. Al-An’aam ayat 162-163;
ö@è% ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ   Ÿw y7ƒÎŽŸ° ¼çms9 ( y7Ï9ºxÎ/ur ßNöÏBé& O$tRr&ur ãA¨rr& tûüÏHÍ>ó¡çRùQ$# ÇÊÏÌÈ  
162. Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku dan ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan Yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam.
163. Tiada sekutu bagiNya, dan Dengan Yang demikian sahaja Aku diperintahkan, dan Aku (di antara seluruh umatku) adalah orang Islam Yang awal pertama - (yang berserah diri kepada Allah dan mematuhi perintahNya)".
Kedua ayat ini menunjukkan agungnya keutamaan ibadah shalat dan berkurban, karena melakukan dua ibadah ini merupakan bukti kecintaan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan pemurnian agama bagi-Nya semata-mata, serta pendekatan diri kepada-Nya dengan hati, lisan dan anggota badan, juga dengan menyembelih kurban yang merupakan pengorbanan harta yang dicintai kepada Dzat yang lebih dicintainya, yaitu Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itu, maka mempersembahkan ibadah ini kepada selain Alloh Subhanahu wa Ta’ala (baik itu jin, makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk mengagungkan dan mendekatkan diri kepadanya, yang dikenal dengan istilah tumbal atau sesajen, adalah perbuatan dosa yang sangat besar, bahkan merupakan perbuatan syirik besar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam (menjadi kafir).
IV.        Keyakinan Masyarakat tentang Sesajen
Sesajen merupakan warisan budaya Hindu dan Budha yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat (pohon, batu, persimpangan, gunung, lembah, laut) dan lain-lain yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan. Seperti: Upacara menjelang panen yang mereka persembahkan kepada Dewi Sri (dewi padi dan kesuburan) yang mungkin masih dipraktekkan di sebagian daerah Jawa, upacara Nglarung (membuang kesialan) ke laut yang masih banyak dilakukan oleh mereka yang tinggal di pesisir pantai selatan pulau Jawa tepatnya di tepian Samudra Indonesia yang terkenal dengan mitos Nyi Roro Kidul dan Labuhan gunung untuk memberi sajian kepada para roh halus dan dedemit penghuni gunung.
Ada pula jenis lain dari sesajen, yaitu menyediakan berbagai jenis tanaman dan biji-bijian seperti padi, tebu, jagung dan lain-lain yang masih utuh dengan tangkainya, kemu-dian di letakkan pada tiang atau kuda-kuda rumah yang baru dibangun supaya rumah tersebut aman, tentram dan tidak membawa sial.
Jadi pada intinya tumbal dan sesajen adalah mempersembahkan sesuatu kepada makhluk halus (roh, jin, lelembut, penunggu, dll) dengan harapan agar yang diberi persembahan tersebut tidak mengganggu atau mencelakakan, lalu berharap dengannya keberuntungan dan kesuksesan.
Di banyak tempat di nusantara ini, budaya sesaji masih lazim dilakukan atas dasar melestarikan nilai-nilai sejarah. Nilai-nilai yang telah diajarkan oleh para leluhur ini mencoba tetap kukuh di dalam hati sanubari generasi penerusnya, di tengah deraan kemajuan teknologi informasi.
Ada yang mengatakan, itu hanya adat dan tidak perlu lah dipertentangkan. Hal itu sudah mengakar jauh sebagai sebuah tata nilai yang “patut” dihargai. Tradisi yang turun temurun hampir setiap ada momen membangun bangunan penting, pasca bencana dll, hal itu dilakukan. Alasannya pun agak menakutkan. Konon jika hal itu tidak disuguh, ada saja celaka-celaka yang mengikuti proses pembangunan apapun. Entah pekerjanya, mandornya dan orang yang terlibat langsung atau tidak kena tulahnya. Bahkan katanya, pake acara minta berapa nyawa sebagai kompensasi atas keengganan memberi kepala kerbau. Namun ketika kita bertanya, adakah jaminan jika permintaan kepala kerbau itu dipenuhi tidak terjadi kecelakaan apapun baik sebelum atau sesudahnya ? Absurd. Apalagi ketika kita gunakan logikanya, bahwa sampai saat inipun kecelakaan di jalan tol masih tetap terjadi setiap saat. Beberapa waktu lalu, ada mobil yang terjun dari lantai empat sebuah pusat perbelanjaan. Atau berapa banyak nyawa yang tercerabut saat kereta api mengalami tabrakan dan sebagainya. Padahal bisa jadi; seperti tuturnya, hampir semua proyek penting meminta kepala kerbau.
Di sinilah pentingnya memahami tradisi secara arif. Kalau memang tidak sejalan dengan syariat, maka kita tidak perlu ragu mengatakan bahwa itu keliru. Perkara itu tetap dijalankan, adalah soal kedua yang berpulang pada keyakinan masing-masing. Jadi masalahnya bukan perlu atau tidak perlu dipertentangkan. Tapi lurus atau tidak bagi seorang muslim. Sorang muslim harus dididik, bahwa apapun yang dialaminya berupa kepahitan, merupakan musibah yang perlu disikapi dengan sabar seraya berikhtiar untuk menghilangkannya dengan cara-cara yang manusiawi religius. Tauhid menegaskan, bahwa hanya kepada Allah kita mohon keselamatan.
Allah berfirman dalam surat Al-An‘am ayat 136;
(#qè=yèy_ur ¬! $£JÏB r&usŒ šÆÏB Ï^öysø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur $Y7ŠÅÁtR (#qä9$s)sù #x»yd ¬! óOÎgÏJôãtÎ/ #x»ydur $oYͬ!%x.uŽà³Ï9 ( $yJsù šc%Ÿ2 öNÎgͬ!%Ÿ2uŽà³Ï9 Ÿxsù ã@ÅÁtƒ n<Î) «!$# ( $tBur šc%Ÿ2 ¬! uqßgsù ã@ÅÁtƒ 4n<Î) óOÎgͬ!%Ÿ2uŽà° 3 uä!$y $tB šcqßJà6óstƒ ÇÊÌÏÈ  
“Dan mereka (orang-orang musyrik) memperuntukkan dari hasil tanaman dan binatang-binatang ternak Yang diciptakan oleh Allah itu, sebagian bagi Allah (dan sebagian lagi untuk berhala-berhala mereka), lalu mereka berkata: ini untuk Allah - menurut anggapan mereka - dan ini untuk berhala-berhala kami." kemudian apa yang telah ditentukan untuk berhala-berhala mereka, maka ia tidak sampai kepada Allah (kerana mereka tidak membelanjakannya pada jalan Allah), dan apa yang telah ditentukan untuk Allah, sampai pula kepada berhala-berhala mereka (kerana mereka membelanjakannya pada jalan itu). amatlah jahatnya apa yang mereka hukumkan itu.”
Sesajen adalah syirik dan berbahaya, sama bahayanya dengan kemusyrikan yang lain, di antara bahaya itu adalah:
1.      Merupakan Pelecehan Terhadap Martabat Manusia
Apabila seseorang menyembah kepada sesama makhluk, yang tidak dapat memberikan manfa’at dan menimpakan bahaya, maka berarti telah menjatuhkan martabat kemanusiaannya ke tempat yang terendah. Allah telah memuliakan manusia dan menga-runiai akal kepada mereka, maka apakah layak dan pantas seorang yang berakal dan terhormat menyembah dan merendahkan diri di hadapan patung, pohon, jin, khadam, keris, batu dan yang semisalnya. Maka tidak ada pelecehan terhadap martabat manusia yang lebih parah daripada kemusyrikan.
2.      Membenarkan Khurafat (Tahayul)
Dari keyakinan syirik inilah muncul berbagai khurafat yang tersebar di masyarakat, mitos dan legenda yang penuh dengan takhayul, kisah-kisah yang sama sekali tidak bisa diterima oleh akal sehat dan tidak dapat dibenarkan oleh hati nurani manusia.
3.      Syirik adalah Kezhaliman Terbesar
Allah berfirman;
žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ  
“Sesungguhnya kemusyrikan itu adalah kezhaliman yang besar.” (Lukman: 13)
4.      Syirik Menimbulkan Rasa Takut
Orang musyrik tidak memiliki keteguhan dan rasa percaya kepada Allah, sehingga hidupnya penuh dengan kegelisahan, jiwanya labil dipermainkan oleh klenik, khurafat dan takhayul. Dia selalu diliputi ketakutan, takut akan segala-galanya dan terhadap segala-galanya, dan inilah kehidupan yang sangat buruk.
5.      Menjerumuskan ke Neraka
Kemusyrikan merupakan penyebab utama untuk masuk neraka, Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,
.....  ¼çm¯RÎ) `tB õ8ÎŽô³ç «!$$Î/ ôs)sù tP§ym ª!$# Ïmøn=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â$¨Y9$# ( $tBur šúüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 9$|ÁRr& ÇÐËÈ  

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maidah: 72)
Firman-Nya yang lain;
¨bÎ) ©!$# Ÿw ãÏÿøótƒ br& x8uŽô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótƒur $tB tbrߊ y7Ï9ºsŒ `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8ÎŽô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #uŽtIøù$# $¸JøOÎ) $¸JŠÏàtã ÇÍÑÈ  
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (an-Nisa: 48)
V.           Penutup
Sesajen merupakan warisan budaya Hindu-Budha yang biasa digunakan untuk menyembah dewa. Sedangkan dalam islam tidak mengenal dewa, melainkan Allah dan malaikat. Selain itu, dalam islam yang ada adalah qurban yang hanya diperuntukkan fakir miskin dengan harapan memperoleh ridho Allah bukan untuk meminta perlindungan dari selain Allah.
Sesajen bukan pula shodaqoh. Shodaqoh bisa dilaksanakan kapanpun, sedangkan sesajen dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum sesajen bagi umat muslim adalah haram.
Daftar Pustaka
http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/aqidah-manhaj/sesaji-sesajian-sesajen-adakah-dalam-islam/
http://ummiyun.blogspot.com/2008/10/sesajen-dalam-pandangan-islam.html
http://ghuroba.blogsome.com/2008/01/27/ritual-sesaji-sesajian-sesajen-adakah-dalam-islam/
Fauzan, Abu Abdillah; 2009; Darus Salaf; Depok
http://qurandansunnah.blog.com/2011/08/03/tumbal-dan-sajen-sesajen/
Marifatullah.Com :: Forum Islam Indonesia
http://zatiah.blogspot.com/2011/08/sesajen-musrik-kah.html
http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2011/03/tumbal-dan-sesajen-bukan-ajaran-islam.html

3 komentar:

  1. ASSALAMU ALAIKUM.WR.WB.. SAYA TERMASUK ORANG YANG GEMAR BERMAIN TOGEL,SETELAH SEKIAN LAMANYA SAYA BERMAIN TOGEL AKHIRNYA SAYA MENEMUKAN NOMOR SEORANG PERAMAL TOGEL YANG TERKENAL KEAHLIANNYA DI SELURUH DUNIA,NAMANYA
    KIYAI_PATI DAN SAYA BENAR BENAR TIDAK PERCAYA DAN HAMPIR PINSANG KARNA KEMARIN ANGKA GHOIB YANG DIBERIKAN OLEH KIYAI 4D DI PUTARAN SGP YAITU 0106 TERNYATA BETUL-BETUL TEMBUS. SUDAH 2.KALI PUTARAN SAYA MENAN BERKAT BANTUAN KIYAI
    PADAHAL,AWALNYA SAYA CUMA COBA COBA MENELPON DAN SAYA MEMBERITAHUKAN SEMUA KELUHAN SAYA KEPADA KIYAI_PATI DISITULAH ALHAMDULILLAH KIYAI_PATI TELAH MEMBERIKAN SAYA SOLUSI YANG SANGAT TEPAT DAN DIA MEMBERIKAN ANGKA YANG BEGITU TEPAT..,MULANYA SAYA RAGU TAPI DENGAN PENUH SEMANGAT ANGKA YANG DIBERIKAN KIYAI ITU SAYA PASANG DAN SYUKUR ALHAMDULILLAH BERHASIL SAYA JACKPOT DAPAT 500.JUTA,DAN BETAPA BAHAGIANYA SAYA BERSUJUD-SUJUD SAMBIL BERKATA ALLAHU AKBAR…..ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….SEKALI LAGI MAKASIH BANYAK YAA KIYAI,SAYA TIDAK AKAN LUPA BANTUAN DAN BUDI BAIK KIYAI, BAGI ANDA SAUDARAH-SAUDARAH YANG INGIN MERUBAH NASIB SEPERTI SAYA TERUTAMA YANG PUNYA HUTANG SUDAH LAMA BELUM TERLUNASI SILAHKAN HUBUNGI KIYAI_PATI DI NOMOR HP: 0852_1741_5657

    BalasHapus
  2. innalillahiwainnailaihiroziun

    BalasHapus
  3. innalillahiwainnailaihiroziun
    kembali kejalan yang benar,dan bertaubatlah wahai saudara saudaraku

    BalasHapus